Frase Idofi

FRASE IDHOFI DALAM BAHASA ARAB INDONESIA
(Dirasah Taqobuliah)

makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dirasah Taqobuliah
Dosen Pengampu : Drs. H. Moh. Pribadi MA













Disusun oleh: Adriyanto (05110051)












JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2007

BAB I
PENDAHULUAN

Dirasah taqobuliah adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan satu bahasa kebahasa lain. Seorang penterjemah tidak akan menghasilkan karya terjemahnya dengan sempurna , apabila penerjemah tidak menguasai dua bahasa yaitu bahasa tujuan dan bahasa sasaran dalam pembahasan ini bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Karena antara tata bahasa tujuan dan sasaran pasti ada perbedaan dan persamaan. Misalnya perbedaan susunan kalimatnya:
Semantic Arab : kata kerja + subjek + objek + keterangan.
Seamantik Indonesia : subjek + kata kerja + objek+ keterangan.
Dari sini dirasah toqobuliah bahasa akan sangat menonjol fungsinya. Sebab apabila kita menterjemahkan bahasa sasaran tapi kita tidak memperhatikan atau tidak memahami tata bahasa tujuan, hasil terjemahannya akan sulit dipahami, bahasanya rancu, bahasanya akan kelihatan lucu.
Disebabkan komplekn ya permasalahan tentang frase, maka penulis akan membatasi pembahasannya. Dalam artikel tentang frase ini penulis akan menfokuskan pada frase idhofi yang dalam sintaksis Indonesia disebut dengan frase nominal. Meliputi pegertian, deskriptif, dan analisis frase idhofi dalam semantic Arab dan Indonesia.







BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Frase Idhofi Dalam Sintaksis Arab Dan Indonesia

Frase idhofi adalah frase yang tersusun dari modhof dan mudhof ilaih. Seperti, كتاب التلميذ، صوم النهر،خاتم فضة،. Kata pertama yaitu kata كتاب kataصوم kataخاتم berstatus sebagai mudhof (dalam sintaksis Indonesia disebut induk), sedangkan kata kedua yaitu التلميذ, الثهر, فضة dinamakan mudhof ilaih (dalam sintaksis Indonesia disebut atribut). Kalau kita lihat bahwa antara mudhof dan mudfof ilaih keduanya adalah isim (kata benda)
Frase idhofi dalam sintaksis Indonesia dinamakan frase nominal, yang artinya frase yang tersusun dari nomina induk dan nomina atribut, seperti rumah bupati, cincin emas, puasa romadhon. komponen pertama yaitu rumah, cincin,dan puasa dinamakan nomina induk (dalam sintaksis Arab disebut mudhof), sedangkan komponen kedua yaitu kata bupati, dan kata emas disebut nomina atribut (dalam sintaksis Arab disebut mudhof ilaih). Begitu pula frase nominal antara nomina induk dan nomina atribut keduanya juga kata benda.

B. Macam-macam Frase Idhofi Dalam Sintaksis Arab Dan Indonesia Ditinjau Dari Sematiknya.

1. Macam-macam frase idhofi dalam Sintaksis Arab ditinjau dari semantiknya
Frase idhofi mempunyai huruf yang dibuang yaitu huruf jer الام(lam),في (fii), مث(min), dan الكاف(kaf), dari keempat huruf jer yang dibuang menyimpan makna semantic yaituالام lam menunjukkan makna kepemilikan,في fii makna dhorof,مث min makna penjelasan, sedangkanالكاف kaf mempunyai makna penyerupaan. Perhatikan contoh-contoh berikut: frase كتاب محمد (kitab Muhammad), frase كتاب محمد )kitab Muhammad( menyimpan makna semantic kepemilikan, berarti bisa bermakna kitab milik Muhammad, atau kitab yang dikarang Muhammad. Fraseلجام الفرس (tali (kendali) kuda) yang mempunyai makna semantic tahjsisiyah yang beranti tali yang digunakan khususs untuk mengendalikan kuda, bisa juga bermakna tali milik kuda yang mempunyai semantic sibhu lam. Fraseصوم رمضاث (puasa romadhon), menyimpan makna semantic dhorfiah yang mentakdirkan makna huruf jerفي (di dalam). Berarti صوم رمضاث puasa romadhon mempunyai makna puasa di dalam atau pada bulan Romadhon. Frase باب ساج (pintu jati), menyimpan makna semantic min bayaniyah (penjelasan artinya bahwa mudhof ilaih (atribut) menjelaskan mudhof (Induk ), jadi maknanya menjadi pintu yang terbuat kayu jati. Dari contoh-contoh diatas juga sama artinya apabila mudhof (nomina induk) ditambah nya, tapi khusus frase yang menyimpan semantic lamiyah, seperti bukunya Muhammad.

2. Macam-macam frase idhofi dalam sintaksis Indonesia ditinjau dari semantiknya
Begitu pula frase nominal menyimpan makna semantik antara nomina induk dan nomina atributif, seperti patung seniman, kamus subroto. Nomina induknya adalah patung dan kamus, adapun atributnya adalah seniman dan subroto. Frase patong seniman mempunyai makna semantic, bisa patung yang dibuat oleh seniman, bisa juga patung milik seniman. Hal seperti ini juga berlaku untuk contoh kamus Subroto.
Akan tetapi penafsiran semantic terhadap hubungan antara induk dan atribut dapat lebih bebas lagi. Perhatikan contoh berikut bila enam orang kebetulan berdiri di depan enam patung (masing-masing di depan satu patung), dan salah satu dari enam orang tersebut adalah seorang seniman, maka dapat diartikan sebagai patung yang kebetulan dekat pada seniman.
Frase idhofi dibagi dua lagi yaitu idhofi maknawi dan lafzhiyi. Frase idhofi maknawiyah adalah frase berfaidah mentakrifkan atau membatasi, dengan syarat mudhof ilaihnya berupa isim makrifat. Misalnya, هذا الكتاب سليم(ini kitab salim), maksudnya adalah kitabnya salim, atau kitab milik salim. Frase jenis dinamakan juga frase idhofi hakiki dan frase idhofi mahdhoh.
Dinamakan frase idhofi maknawi karena faidahnya kembali kepada makna,
Frase lafdziyah adalah bahwa mudhof ilaih tidak mentakrifkan atau memkhususkan terhadap musdhof dan tidak mengandung makna semantic. Tetapi frase mudhof lafdhiyah hanyalah meringankan lafal dengan cara membuang tanwin, nun tanda tasniyah, nun tanda jamak. Mudhof jenis ini bisa terjadi apabila ada mudhof berupa isim sifat (isim fail, isim maf’ul, sifat musyabihat, shighot mubalaghoh, dan af’alu tafdhil) dan mudhof ilaihnya berupa ma’mulnya yaitu fail atau maf’ul yang dijerkan . Misalnya, (orang ini adalah orang yang mencari ilmu). (orang yang mencari ilmu) adalah frase lafdhi sebab dalam frase ini tidak mengandung makna semantic.

C. Hukum Mudhof (Induk)

Pertama, mudhof harus tidak bertanwin, tidak ada nun inats, dan nun jamak mudzakar salim. Seperti:
mudhof harus tidak bertanwin, كتاب الأستاذ (buku guru itu), pada contoh ini kata كتاب (buku) yang kedudukannya sebagai mudhof harus tidak bertanwin, sebab كتاب merupakan isim mufrod.
mudhof harus tidak ada nun inast, كتابي الأستاذ (dua kitab guru itu), contoh kedua ini mudhofnya harus tidak terdapat nun (tastniyah), sebab merupakan isim tasniyah.
mudhof harus tidak bernun jamak, كاتبي الدرس (para penulis pelajaran) kata كاتبي kedudukannya sebagai mudhof yang mana nunnya harus dibuang, sebab kata tersebut merupakan jamak mudzakar salim.
Adapun semantic Indonesia dalam menghukumi tentang nomina induk (mudhof). Tidak ada hukum seperti yang terdapat dalam bahasa Arab. Sebab, semantic Indonesia untuk akhir kata, baik kata itu sebagai subyek, obyek, dan sebagainya akhir kata tidak ada perubahan.
Kedua, mudhof harus tidak berال (al) apabila termasuk jenis frase idhofah maknawi. Maka, tidak boleh, الأستاذ الكتاب ( kata الكتاب yang kedudukannya sebagai mudhof harus tidak ber ال(al)). tetapi, apabila berbentuk idhofah lafdzi maka diperbolehkan mendatangkan ال (al), itu pun harus yang isim tastniah dan jamak misalnya, المكرموا عليّ, المكرما عليّ , bisa juga mudhofnya isim mufrod berال (al), tetapi mudhof ilaihnya harus berال (al).
Dalam semantic Arab mudhof dan mudof ilaih masing-masing mempunyai hukum. Mulai dari mudhof tidak bertanwin, tidak bernun tasniyah dan jamak. Adapun semantic Indonesia dalam menghukumi tentang nomina induk (mudhof). Tidak ada hukum seperti yang terdapat dalam bahasa Arab. Sebab, semantic Indonesia untuk akhir kata, baik kata itu sebagai subyek, obyek, mufrod, tastniah,jamak dan sebagainya tidak sama dengan semantic Arab. Hal ini salah satu perbedaan antara semantic Arab dengan Indonesia.
Frase idhofi tidak hanya isim dengan isim, tetapi juga bisa antara sifat yang setatusnya sebagai mudhof, dengan mausuf (yang disifati) yang setatusnya sebagai mudhof ilah. Misalnya, ,كرام التاس, جائبة خبر، مغرّبة خبر , أخلاق ثياب , عظائم الأمور , كبير أمر dari semua contoh frase idhofi yang induk dan atributnya terdiri dari sifat dan yang disifati harus mentakdirkan huruf jer من (min).
Frase idhofi juga bisa antara mausuf (yang disifati) dengan sifatnya, dengan syarat membuang mausuf. Contoh, دار الأخيرة adapun yang dibuang adalah دارالحياة الآخرة .

Tabel macam-macam frase idofi ditinjau dari segi semantik
No Frase idhofi
dalam bahasa Arab Arti Frase idhofi
dalam bahasa Indonesia Arti
1 حصان عليّ Kuda (milik/nya) Ali Paikannya Umar ثوم( ل)عمر
2 لجام الفرس Kendali (milik/nya) kuda Pintu rumah باب( ل)لبيت
3 غلام زيد Pembanti (milik/nya) Zaid Bukunya Fatimah كتاب(ل) فطمة
4 باب خشب Pintu (dari) kayu Rumah besi بيت(من) الحديد
5 ختام حديد Cincin (dari) emas Kunci emas مفتح(من) ذهب
6 ثوب خزّ Pakaian (dari) sutra Pakaian sutra ثوب(من) خزّ
7 صوم رمضان Puasa (dalam/pada/di) bulan Romadhon Sholat malam صلاة(في) اليل
8 فضائل اليال Keutamaan keutamaan (pada/di/dalam) waktu malam Puasa senin صوم(في) الئثين
9 صاحب السجن Teman (di dalam/ dala) penjara Kepala sekolah مديرالمدراسة





KESIMPULAN


Banyak orang beranggapan bahwa bahasa Indonesia sangat miskin. Bahkan bangsanya sendiripun beranggapan sama. Mungkin apa yang dianggap itu bisa betul, tapi untuk masalah frase ini bahasa Indonesia tidak bisa dikatakan apa yang dikatakan mayoritas.
Apa yang dikatakan masyarakat pada umumnya memang benar bahwa bahasa Indonesia banyak mengadopsi bahasa dari bahasa Asing. Untuk menyesuaikan dan supaya bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa Internasional maka sebaiknya bahasa Indonesia (tata bahasa) menyesuaikan dengan bahasa Internasional, baik itu bahasa Arab, Inggris ataupun yang lainnya.

















DAFTAR PUSTAKA


Al ghilaliyin Musthofa, Jami’udurus Al ‘arobiyah 1-3, Bairut: Darul Fikr, 2003.
Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Ibn Aqil Bahaudin, Syarah Alfiah terjemah, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000
Muhamad Araa’I, Syamsudin, Mutamimah terjemahan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005
Venhar dkk, Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2004.