leLaki sejati


Aku bertanya pada Ibu, siapakah lelaki sejati? Ibu menjawab, Nak...Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,
tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,
tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana diadi hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
tetapi dari hati yang ada dibalik itu...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja,
tetapi komitmennya terhadap wanitayang dicintainya...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan,
tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan...

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci,
tetapi dari konsistennya diamenjalankan apa yang ia baca...

cara KelEdai Membaca


GusMus.artikel.
Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, "Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."


Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin. "Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca." Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"

Nasrudin berkisah,"Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar." "Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas,"Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"

Nasrudin menjawab,"Memang demikianlah cara keledai membaca; hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita setolol keledai, bukan ?"

menumBuhkan Motifasi diri & perCaya DirI



Menumbuhkan motivasi diri dan percaya diri adalah bagian dari capaian yang harus dilakukan, agar kita tetap dapat tampil sebagai pemenang dalam era persaingan global. Motivasi dan pecaya diri tidak dapat tumbuh begitu saja, tetapi memerlukan penanganan serta upaya tersendiri agar kita dapat tampil sebagai pribadi yang mempunyai kepercayaan tinggi (self confidence) namun masih tetap dalam batas batas yang wajar dan masuk akal.

Motivasi adalah sebuah kondisi psikologis kejiwaan yang dapat berperan sebagai motor penggerak dalam melakukan suatu aktifitas. Tanpa adanya motivasi atau dorongan atas sebuah keinginan hanya akan tinggal keinginan tanpa akan menjadi kenyataan. Motovasi merupakan ruh sebuah aktifitas. Persoalannya sekarang, bagaimana kita dapat menumbuhkan motivasi diri?

Ada beberapa cara yang dapat kita pakai untuk menumbuhkan motivasi diri yang kuat pada diri kita, antara lain :
1. Mempunyai cita-cita/keinginan terhadap sesuatu
2. Ada target yang ingin di capai
3. Membuka komiunikasi dan interaksi yang luas.

Kepercayaan pada diri sendiri harus kita bangun sebagai bagian dari pencitraan diri yang harus kita miliki. Sudah barang tentu kepercayaan pada diri sendiri harus ditempatkan secara proporsional, sehingga justru tidak berdampak negatif. Percaya diri yang terlalu berlebihan akan melahirkan kesombongan yang pada akhirnya akan berdampak kontraproduktif.

Untuk mencapai kepercayaan pada diri sendiri yang produktif, diperlukan kondisi-kondisi tertentu sebagai prasyarat dasar, yaitu :
1. Memiliki tingkat pengatahuan yang cukup tinggi dan dapat diandalkan.
2. Melihat kelebihan sebagai anugrah dan Kekurangan ebagai kenyataan.
3. Memiliki mentalitas yang kuat dan tidak gampang menyerah.
4. Memahami bahwa pada hakekatnya semua manusia mempunyai derajat, hak dan kewajiban yang sama.

ETIKA DAN PENAMPILAN

Etika dan penampilan adalah dua faktor yang saling terkaitdan saling menunjang, sehingga memerlukan perhatian tersendiri. etika lebih mengacu pada nilai-nilai maupun norma-norma yang dianggap baik dan ideal dalam sebuah tatanan sosial kemasyarakatan. Sementara penampilan merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu dalam konteks melakukan aktifitas sehari-hari.

Penampilan dapat kita tampilkan dalam bentuk rekayasa maupun dalam bentuk alamiah. Dari kedua bentuk tampilan tersebut, penampilan yang bersifat alamiah dan wajar merupakan pilihan terbaik dalam upaya membentuk persoalan image yang positif.

Sebagai sebuah tatanan nilai-nilai dan norma-norma, etika sudah barang tentu berkaitan erat dengan dimensi sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik dalam pemahaman pihak lain. Namun, sudah barang tentu ada nilai-nilai universal yang dapat dipakai secara umum, seperti etika dalam rapat/meeting, perjamuan, kunjungan atau menghadapi atasan. (Majalah eksekutif edisi 334 juni 2007)