Allah berfirman:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ 25.
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. (QS al-Hadid: 25)
Ayat tersebut menyinggung keberadaan besi di bumi dan keberadaannya terjadi dengan proses “diturunkan” dari langit. Hal ini mendorong kita untuk mendalami bagaimana terbentuknya besi dalam bumi.
Para ilmuwan telah meriset hal tersebut dan menemukan bahwa 98% alam semesta terbentuk dari hidrogen dan helium, yang merupakan dua unsur teringan, dan 2% sisanya terbentuk dari unsur-unsur yang lebih berat. Jumlahnya 105 unsur. Hal itu membuat para ahli berkesimpulan materi-materi yang lebih massa atomnya berat terbentuk dari materi-materi yang lebih ringan. Itu terjadi dengan proses penyatuan atom yang disertai dengan penyerapan energy yang luar biasa besar.
Para peneliti menemukan adanya bintang-bintang yang panasnya mencapai 300 sampai 400 ribu juta derajat Celsius sehingga dapat terbentuk besi di dalamnya. Ketika volume besi mencapai 50% dari total massa bintang tersebut, dan inti bintang tersebut menjadi besi seluruhnya proses pembentukan besi terhenti sama sekali. Dan ketika itu meledaklah bintang tersebut. Ketika meledak seluruh pecahan bintang tersebut terpencar ke berbagai arah. Dan dengan takdir Allah masuklah beberapa bagian itu dalam ruangan gravitasi benda-benda langit yang lain. Kita lihat hal itu terjadi pada meteor-meteor metal yang sampai ke bumi, seperti yang terjadi di selatan Sudan. Sebuah meteor seberat 90 ton jatuh di kota Joba. Dan biasanya meteor terbakar begitu bergesekan dengan atmosfir bumi. Jatuhnya 90 ton besi murni ke permukaan bumi maknanya adalah massa meteor tersebut semula jauh lebih besar berlipat-lipat kali.
Kita juga temukan meteor-meteor metalik sampai ke bumi, ke bulan, dan ke benda-benda kosmik lain. Hal itu membuat para ilmuwan berkesimpulan bahwa bumi ketika terpisah dari matahari tidak lebih dari sekumpulan debu.
Para ahli mengatakan bahwa bumi terbentuk 4,5 milyar tahun yang lalu. Dan sejak itu meteor-meteor dan komet-komet menjatuhi bumi dengan deras dan kuat sampai-sampai panas yang ditimbulkan dari benturan-benturan kuat tersebut cukup untuk melelehkan sebuah planet. Kemudian bumi mulai mendingin dan terus dingin sampai sekarang. Dan zat-zat berat yang dibawa meteor-metero tersebut seperti besi terus masuk ke dalam bumi. Sedangkan zat-zat yang lebih ringan terus naik. Sperti molekul-mulekul oksigen dan air naik ke permukaan bumi. Besi membentuk lebih 35% dari volume bumi, di mana bumi terbentuk dari inti padat metalik kemudian dilingkupi oleh inti cair yang juga sebagian besarnya besi, kemudian empat la[isan yang berbeda-beda di mana basi juga memiliki prosentasi yang tinggi. Kemudian lapisan batu-batuan yang juga mengandung unsur besi yang cukup.
Kita perhatikan bahwa inti terdalam sebagian besarnya terdiri dari besi pada dalam kondisi yang padat. Sedangkan inti luar yang melapisinya terdiri dari besi plus 10% dari belerang. Dengan demikian besi merupakan unsur yang penting dalam pembentukan lapisan-lapisan bumi.
Syeikh Abdul Majid az-Zindani bertanya kepada seorang ahli astronomi NASA bernama Prof Armstrong, ”Bagaimana proses terbentuknya besi?” Prof Armstrong berkata, “Saya akan ceritakan bagaimana seluruh unsur-unsur pembentuk bumi terbentuk. Kami telah menemukan, bahkan telah kami lakukan beberapa eksperimen untuk membuktikan perkataan kami ini. Seluruh unsur-unsur yang berbeda-beda terdiri dari partikel-partikel kecil yang terbentuk dari electron, proton dan lain sebagainya. Supaya partikel-partikel tersebut dapat bersatu dalam satu atom diperlukan energy. Ketika kami kalkulasi energy yang dibutuhkan untuk pembentukan satu atom besi, kami temukan bahwa energy yang diperlukan sebanding dengan energy seluruh tata surya empat kali lipat. Dengan demikian para ilmuwan berkeyakinan bahwa besi adalah unsur yang asing datang dari luar bumi. Dan tidak terbentuk di bumi.”
Ketika beliau ditanya, “Kapan para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa besi diturunkan ke bumi?” Beliau menjawab, “Kenyataan ini tidak diketahui dari para ilmuwan kecuali perempat terakhir dari abad ke-20. Dan tidak satupun dari para ilmuwan dan peneliti tidak buku-buku ilmu pengetahuan modern yang menyinggung hal tersebut sebelum waktu tersebut.”
Para ilmuwan fisika telah mampu membuat unsur yang berat dan unsur yang lebih ringan dan mereka dapat mengkalkulasi energy yang dibutuhkan untuk membentuk unsurunsur tersebut. Dan mereka mendapatkan bahwa energy yang dibutuhkan untuk membentu satu atom besi adalah sejumlah empat kali energy yang terdapat dalam tata surya. Sehingga mereka memastikan bahwa besi tidak meungkin tercipta di bumi, atau bahkan dalam lingkungan tata surya. Tetapi besi hanya bisa terbentuk dalam bintang di luar tata surya, dan kemudian turun ke bumi dalam bentuk besi.
(Disarikan dari buku Bayyinaatur Rasul karya Abdul Majid az-Zindani)