menumBuhkan Motifasi diri & perCaya DirI



Menumbuhkan motivasi diri dan percaya diri adalah bagian dari capaian yang harus dilakukan, agar kita tetap dapat tampil sebagai pemenang dalam era persaingan global. Motivasi dan pecaya diri tidak dapat tumbuh begitu saja, tetapi memerlukan penanganan serta upaya tersendiri agar kita dapat tampil sebagai pribadi yang mempunyai kepercayaan tinggi (self confidence) namun masih tetap dalam batas batas yang wajar dan masuk akal.

Motivasi adalah sebuah kondisi psikologis kejiwaan yang dapat berperan sebagai motor penggerak dalam melakukan suatu aktifitas. Tanpa adanya motivasi atau dorongan atas sebuah keinginan hanya akan tinggal keinginan tanpa akan menjadi kenyataan. Motovasi merupakan ruh sebuah aktifitas. Persoalannya sekarang, bagaimana kita dapat menumbuhkan motivasi diri?

Ada beberapa cara yang dapat kita pakai untuk menumbuhkan motivasi diri yang kuat pada diri kita, antara lain :
1. Mempunyai cita-cita/keinginan terhadap sesuatu
2. Ada target yang ingin di capai
3. Membuka komiunikasi dan interaksi yang luas.

Kepercayaan pada diri sendiri harus kita bangun sebagai bagian dari pencitraan diri yang harus kita miliki. Sudah barang tentu kepercayaan pada diri sendiri harus ditempatkan secara proporsional, sehingga justru tidak berdampak negatif. Percaya diri yang terlalu berlebihan akan melahirkan kesombongan yang pada akhirnya akan berdampak kontraproduktif.

Untuk mencapai kepercayaan pada diri sendiri yang produktif, diperlukan kondisi-kondisi tertentu sebagai prasyarat dasar, yaitu :
1. Memiliki tingkat pengatahuan yang cukup tinggi dan dapat diandalkan.
2. Melihat kelebihan sebagai anugrah dan Kekurangan ebagai kenyataan.
3. Memiliki mentalitas yang kuat dan tidak gampang menyerah.
4. Memahami bahwa pada hakekatnya semua manusia mempunyai derajat, hak dan kewajiban yang sama.

ETIKA DAN PENAMPILAN

Etika dan penampilan adalah dua faktor yang saling terkaitdan saling menunjang, sehingga memerlukan perhatian tersendiri. etika lebih mengacu pada nilai-nilai maupun norma-norma yang dianggap baik dan ideal dalam sebuah tatanan sosial kemasyarakatan. Sementara penampilan merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu dalam konteks melakukan aktifitas sehari-hari.

Penampilan dapat kita tampilkan dalam bentuk rekayasa maupun dalam bentuk alamiah. Dari kedua bentuk tampilan tersebut, penampilan yang bersifat alamiah dan wajar merupakan pilihan terbaik dalam upaya membentuk persoalan image yang positif.

Sebagai sebuah tatanan nilai-nilai dan norma-norma, etika sudah barang tentu berkaitan erat dengan dimensi sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik dalam pemahaman pihak lain. Namun, sudah barang tentu ada nilai-nilai universal yang dapat dipakai secara umum, seperti etika dalam rapat/meeting, perjamuan, kunjungan atau menghadapi atasan. (Majalah eksekutif edisi 334 juni 2007)