Keutamaan Sabar

Keutamaan sabar
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.az-Zumar: 10)
Sabar merupakan sifat terpuji dalam ajaran Islam. Barang siapa yang mampu bersabar maka ia akan memperoleh pahala yag tak terbatas banyaknya.
Pengertian sabar, pada prinsipnya adalah tahan uji dalam menjalani tugas hidup dengan segala problematikanya. Sebagai umat islam, tugas utama dalam menjalani hidup ini adalah mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Kita semua mengetahui bahwa diciptakannya diri kita adalah untuk menyembah kepada Allah. Namun kita juga sadar, bahwa dalam mengabdikan diri kepada Allah ternyata tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan. Apabila kita berhasil menghadapi semua itu, berarti kita telah berhasil pula meraih predikat shobir, yakni orang yang sabar. Rasul Saw menjelaskan pengertian sabar ini dalam sabdanya:
Sabar meliputi tiga hal, yaitu sabar menghadapi musibah, sabar dalam menaati perintah Allah dan sabar dalam menghindari maksiat. Maka barang siapa yang bersabar dalam menghadapi musibah sehinnga ia mampu mengatasinya dengan kebaikan, niscaya Allah akan mencatat baginya tigaratus derajat keluhuran, sedangkan jarak antara derajat yang satu dengan lainnya laksana jarak antara langit dan bumi. Barang siapa yang bersabar dalam mentaati printah Allah, niscaya Allah akan mencatat baginya enamratus derajat keluhuran yang jarak antara derajatyang satu dengan yang laiinya sejauh jarak antara bintang yang paling tinggi dengan bintang yang paling rendah. Dan barang siapa yang bersabar dalam menghindari maksiat, niscaya Allah akan mencatat baginya sembilanratus derajat keluhuran yang jarak antara derajat satu dengan lainnya adalah dua kali jarak antara dengan puncak Arsy.
Berdasarkan hadits tersebut, berarti sabar meliputi 3 hal yaitu:
1. Sabar dalam menghadapi musibah
Musibah yang menimpa seseorang, bisa muncul dalam bentuk bencana alam, penyakit, kemiskinan, kesengsaraan dan lain-lain. Setiap musibah yang menimpa seseorang, selalu menjadikan rasa takut dan menimbulkan kekwatiran yang mendalam. Inilah cobaan yang diberikan oleh Allah Swt unuk menguji tingkat keimanan seseorang. Barang siapa yang tetap bersabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dirinya, niscaya ia akan memperoleh derajat yang begitu tinggi dihadapan Allah Swt.
Setiap hamba Allah akan diberikan cobaan yang berbeda baik bentuk maupun jenisnya. Tapi, pada prinsipnya setiap cobaan pasti menyakitkan. Para pejabat mungkin akan dicoba dengan jabatannya, sebagian dari mereka hidupnya selalu dibayang-bayangi oleh rasa takut yang mendalam, jangan-jangan jabatannya akan digeser atau dipindah kejabatan yang kurang menguntungkan. Dengan begitu, bagi mereka yang tidak bersabar, akan berbuat aniaya dengan cara apapun. Mereka akan mendepak kanan kiri, mengancam bawahan, menjilat atasan dengan berbagai cara yang tidak terpuji dan seterusnya. Semua yang dilakukan hanya semata-mata demi jabatan dan melupakan sang pemberi jabatan itu sendiri, Allah yang Maha Kuasa. Pada fakir miskin dicoba dengan kelaparan, para konglomerat dicoba dengan hartanya, para pejuang dicoba dengan jiwa dan raganya, para petani dicoba dengan hasil pertaniaannya. Fakir miskin yang bersabar niscaya kelaparannya tidak akan menggoyah keimanan. Para konglomerat yang bersabar tidak akan goyah imannya seandainya suatu ketika hartanya habis dilalap api atau ludes diterjang banjir. Para pejuang yang bersabar , niscaya tidak akan luntur imannya saat jiwanya terkoyak oleh makian musuh atau raganya tergores pedang lawan. Demikian pula para petani yang bersabar, mereka tentu tidak akan melemah imannya sewaktu lahan pertaniannya dilanda banjir atau tanamannya diserang hama. Orang-orang bersabar dalam menghadapi musibah, akan selalu berkeyakinan bahwa dirinya beserta apa yang dimilikinya adalah semata-mata milik Allah dan akan kembali kepadanya. Maka orang-orang demikianlah yang akan mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat yang hakiki dari tuhan. Meraka inilah orang-oang yang mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini secara gamblang telah dijelaskan oleh Allahsendiri dalam firmannya.:
Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
2. Sabar dalam mentaati perintah Allah
Mentaati perintah Allah adalah kewajiban setiap hamba, namun tidak sedikit orang yang gagal ditengah perjalanan. Maksud hati ingin melaksakan semua perintah Allah dengan sebaik-baiknya, namun praktiknya nol besar. Mengapa demikian? Tidak lain dan tidak bukan, karena mereka tidak sabar dalam mentaati perintah Allah itu. Mentaati perintah Allah bukan berarti perbuatan yang tanpa rintangan. Justru sebaliknya, ia dipenuhi dengan berbagai problematika hidup yang apabiala tidak sabar menhgadapinya niscaya seseorang akan selalu gagal mewujudkan ketaatannya itu. Perhatikan firman Allah yang berbunyi:
Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (al-Kahfi:7)
Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dimuka bui ini semuanya merupakan perhiasan.dan hiasan inilah yang menjadi batu ujian kita, orang-orang beriman. Siapa diantara kita yang bisa mengendalika diri dari gemerlapannya hiasan dunia, niscaya mampu pula menaklukan nafsu, kemudian kita arahkan ke hal-hal yang terpuji.
Hiasan dunia yang selalu menarik hati, hendaknya kita sadari betul bahwa itu semua merupakan batu ujian yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Harta kekayaan yang melimpah, jabatan dan kekuasaan, wanita cantik atau pria tampan, anak-anak yang mungil, hiburan dan seterusnya, merupakan hiasan dunia yang seringkali menghambat dan menghalangi ketaatan kita dalam melaksanakan perintah-perintah Allah. Kita boleh saja terpesona oleh hiasan-hiasan dunia itu, tetapi harus kita sadari sepenuhnya bahwa hiasan itu adalah nikmat Allah yang harus kita syukuri. Kita manfaatkan sesuai dengan kemanfaatannya masing-masing dan tak lupa kita jadikan pendorong semangat dalam mengabdikan diri kepa sang pencipta hiasan itu sendiri.
Harta yang kita miliki handaknya kita jadikan pelengkap dan penyempuirna peribadatan kita. Jabatan dan kekuasan yang kita duduki, hendaknya kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mengukir prestasi duniawi dan sekaligus prestasi ibadah yang setinggi-tingginya. Demikian juga hisan dunia yang lain, smua hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin demi mempertinggi prestasi ibadah kita. Dengan demikian, maka kita akan berhasil dalam menghadapi ujian berupa hiasan duniawi itu, dan pantas mendapatkan gelar sebagai hamba yang sabar dalam mentaati perintah Allah.
3. Sabar dalam menghindari maksiat
Hidup di zaman modern seperti ini, berbagai kemaksiatan selalu terpampang di depan mata kita. Di rumah kita sendiri ada kemaksiatan, diluar rumah, di jalan ditempat-tempat hiburan, di kantor-kantor, dipasar-pasar, bahkan dimasjid dan musholapun lahan kemaksiatan.
Di rumah-rumah masakini hampir semuanya terpampang televisi, radio dan lain-lain. Yang setiap acara selalu menarik. Apabila kita tidak waspadai niscaya kita sendiri lupa diri, waktunya hampir habis untuk mendengarkan atau menonton acara-acara tersebut. Bahkan meluangkan waktusedikit untuk beribadah pada sang kholik terasa amat berat dan sulit. Padahal setiap tontonan yang disajikan biasanya selalu membawa misi-misi tertentu sesuai dengan ide pembuat film tersebut. Tayangan televisi yang bebau porno, pergelaran aurat yang melebihi batas, slogan-sloglan yang membius nafsu birahi dan seterusnya, biasanya membuat kita terpesona dan melupakan waktu-waktu sholat, atau setidaknya membuat diri kita menunda-nunda sholat. Ini baru kemaksiatan dirumah sendiri yang timbul oleh tayangan televisi dan sajian acara radio. Belum sumber-sumber kemaksiatan lainnya.
Lahan kemaksiatan luar rumah pun tidak kalah menggiurkan. Mulai dijalan sampai ke pusat-pusat kegiatan manusia, selalu bertebaran lahan-lahan kemaksiatan. Di jalan mata kita begitu biasa dihadapkan pemandangan aurat wanita yang sengaja dibuka. Dikantor, selain pandangan mata selain jenis secara bebas, terbukanya kesempatan untuk memadu asmara secara liar, dan lahan-lahan kemaksiatan lainnya, juga banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk korupsi, mengadakan kolusi dan seterusnya.dipasar-pasar kemaksiatan mulai terbuka lebar, apalagi dipusat-pusat hiburan seperti diskotik, gedung bioskop dan lain sebagainya kemaksiatran semakin marak dan tidak sedikit yang lepas kendali. Bahkan dimasjid dan mushola pun tidak sedikit pandanga aurat terbuka, kesempatan untuk bermesraan setelah pengajian atau selesai sholat jamaah. Belum lagi terbukanya kesempatan untuk berdebat dengan cara mungkar, materi pengajian yang menyesatkan umat, perebutan kekuasaan atas masjid atau mushalla itu sendiri, perlombaan gaya busana dan seterusnya. Semua itu merupakan batu ujian bagi kita. Siapakah yang tetap tegar memelihara kemurnian amalnya dan siapa yang tak memiliki kendali kuat hingga terjerumus dalam kemaksiatan. Kita diingatkan Oleh Allah dlam firmannya:
öNä3¯Ruqè=ö7uZs9ur 4Ó®Lym zOn=÷ètR tûïωÎg»yfßJø9$# óOä3ZÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur (#uqè=ö7tRur ö/ä.u‘$t6÷zr& ÇÌÊÈ
Artinya: dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Kita sebenarnya selalu dihadapkan pada ujian yang berat. Memang pada dasarnya hidup ini adalah medan ujian. Siapa yang berhasil menghadapi batu ujian itu maka dialah yang lulus dan akan memperoleh kenikmatan yang luar biasa kelak di sisi Allah. Dan siapa yang tidak bersabar dalam menghadapi miusibah , gagal dalam mentaati perintah Allah dan lemah dalam menghindari kemaksiatan, maka merekalah orang-orang yang gagal dalam menjalani hidup ini dan kelak akan menghadapi kesengsaraan yang tiada tara dan tak berkesudahan.
Marilah kita berusaha semaksiamal mungkin mungkin dalam bersabar menjalankan perintah-perintah agama, menghadapi musibah yang menimpa diri kita dan dalam menghindari laraan-larangnya. Semoga Allah Swt selalu berkenan membimbing perjalanan hidup kita menuju ridha Allah, dan berkenan pula memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang sabar. Amin. 2009