1. Setia dan bertanggung jawab terhadap semua komitmen yang telah kalian sepakati bersama, jangan pernah berjalan dengan wanita lain tanpa sepengetahuannya ( biasakan untuk minta izin ), jika sedang apes, niat berbuat baik, tak tahunya ada yang sirik, sebarkan gosip hingga sampai kepadanya, akhirnya masalah menjadi besar dan urusan hubungan menjadi emergency.
2. Saling mengisi dalam suatu keadaan apapun, baik yang susah mau senang, terutama yang menyangkut masalah keluarganya.
3. Jangan lupakan hari ulang tahunnya...hadiah relatip...yang penting jadilah orang pertama memberikan selamat padanya.
4. Turuti semua permintaannya yang sehubungan dengan kebiasaan-kebiasaan burukmu, jika tidak bisa atau belum mampu sebaiknya komunikasikan dan minta waktu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan burukmu.
5. Tidak perlu membicarakan masa lalu ( mantan pacar ) atau membicarakan orang lain yang tidak berguna ( wanita lain ), selain akan membawa kepada arah kecemburuan, juga tidak sesuai dengan tujuan yang jelas mengenai status hubungan.
6. Biasakan menelepon satu kali sehari, tanyakan keadaannya dan keluarganya.
Semoga adri dalam mencari ilmu mendapatkan ilmu yang manfaat, berkah. adri juga ga lupa untuk mendoakan orang tua adri yang selalu mendukung adri dalam mencari ilmu yang tidak lelah dalam mencari rizki untuk membiayai anaknya yaitu Adriyanto, Bunyan Wahib, dan Anwar Hidyat.Adri juga ga lupa pada guru-gurunya Yaitu Syeh Wahib Mahfud Pengasuh Pondok Pesantren Al-Huda, dan Al-Maghfurlah Syeh Azhari Marzuki Pengasuh PP Nurul Ummah dan lainnya yang adri sebutkan satu persatu.
TiPs MeNghiLaNGkaN Rasa MalEs
1. Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang. Jangan ampe dikalahin ma rasa malas..
2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan menghabiskan waktu agan. Ingat akan kerjaan yang menunggu..
7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
8. Mengubah kegiatan monoton. Misalny sedang ujian, tapi bosan menghafalkan pelajaran/tugas dapat diganti dengan cara membacanya keras-keras, jika bosan membaca bisa diganti dengan mendengarkan lewat CD ataupun rekaman recorder.
Do Something New... jangan melakukan kegiatan yang itu - itu saja... bosan awal dari kemalasan..
2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan menghabiskan waktu agan. Ingat akan kerjaan yang menunggu..
7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
8. Mengubah kegiatan monoton. Misalny sedang ujian, tapi bosan menghafalkan pelajaran/tugas dapat diganti dengan cara membacanya keras-keras, jika bosan membaca bisa diganti dengan mendengarkan lewat CD ataupun rekaman recorder.
Do Something New... jangan melakukan kegiatan yang itu - itu saja... bosan awal dari kemalasan..
HukUm ShOlAT ImaM dan MunFaRid (ShOlAt SeNDiRi) YaNg IngAt Ia ShOlAt LiMa RakaAt
a) Hukum Sholat iman atau munfarid (sendiri) lupa tidak tahiyat Awal?
Jika imam sudah terlanjur berdiri maka tidak boleh kembali, tetapi jika berdirinya belum ada setengah maka kembali.
( ولو نسي ) الإمام أو المنفرد ( التشهد الأول ) وحده أو مع قعوده ( فذكره بعد انتصابه ) أي وصوله لحد يجزئ في القيام ( لم يعد له ) أي يحرم عليه العود لأحاديث صحيحة فيه ولتلبسه بفرض فعلي فلا يقطعه لسنة . 7:42(تحفة المحتاج)
b) Apa yang harus dilakukan imam bahwa ia sholat lima rokaat?
Hal ini pernah terjadi dalam jamaah sholat isya di pesantren Nurul Ummah Kotagede yogyakarta pada tanggal 23 juli 2009. Maka imam seketika itu harus kembali (duduk tahyat akhir) walaupun misalnya sudah berdiri sempurna bahkan sudah membaca fatihah. Artinya imam tidak menyempurnakan satu rokaat yang kelima dalam sholat yang empat rokaat, keempat dalam sholat yang tiga rokaat, ketiga dalam sholat dua rokaat.
فإن تذكر أنها خامسة لزمه الجلوس فورا ويتشهد إن لم يكن تشهد وإلا لم تلزمه إعادته ثم يسجد للسهو7:87(تحفة المحتاج)
c) Hukum makmum baik muwafiq maupun masbuq yang sudah tahu bahwa imam menambah satu rokaat tapi malah mengikuti?
Pada dasarnya makmum harus mengikuti gerakan imam, tetapi apabila menemukan kesalah pada imam maka makmum wajib mengingatkannya. Makmum laki-laki dengan membaca subhanallah, sedangkan makmum perempuan dengan tepuk tangan. Seandainya imam tidak mendengar maka makmum tidak boleh mengikuti, tetapi dalam hal ini (menambah satu rokaat) ada dua pilihan yang pertama ia boleh intidhor (menunggu), yang kedua mufaroqoh (memisahkan diri). Apabila tidak demikian maka wajib i’adah.
ولو قام إمامه لزيادة كخامسة سهوا لم يجز متابعته ولو مسبوقا أو شاكا في فعل ركعة ولا نظر لاحتمال أنه ترك ركنا من ركعة لأن الفرض أنه علم الحال أو ظنه بل يفارقه ويسلم أو ينتظره على المعتمد .7:116
d) Hukum makmum yang yang intidhor (menunggu)tapi ikut sudud sahwi?
Seharusnya makmum yang intidhor tidak sujud sahwi. Seandainya sujud sahwi maka ia i’adah. Karena ia telah menambah gerakan shalat
وقولهم في ذلك إن المأموم إذا انتظره لا يسجد ؛ لأن المأموم لا يسجد لسهوه فتأمله7:105
Jika imam sudah terlanjur berdiri maka tidak boleh kembali, tetapi jika berdirinya belum ada setengah maka kembali.
( ولو نسي ) الإمام أو المنفرد ( التشهد الأول ) وحده أو مع قعوده ( فذكره بعد انتصابه ) أي وصوله لحد يجزئ في القيام ( لم يعد له ) أي يحرم عليه العود لأحاديث صحيحة فيه ولتلبسه بفرض فعلي فلا يقطعه لسنة . 7:42(تحفة المحتاج)
b) Apa yang harus dilakukan imam bahwa ia sholat lima rokaat?
Hal ini pernah terjadi dalam jamaah sholat isya di pesantren Nurul Ummah Kotagede yogyakarta pada tanggal 23 juli 2009. Maka imam seketika itu harus kembali (duduk tahyat akhir) walaupun misalnya sudah berdiri sempurna bahkan sudah membaca fatihah. Artinya imam tidak menyempurnakan satu rokaat yang kelima dalam sholat yang empat rokaat, keempat dalam sholat yang tiga rokaat, ketiga dalam sholat dua rokaat.
فإن تذكر أنها خامسة لزمه الجلوس فورا ويتشهد إن لم يكن تشهد وإلا لم تلزمه إعادته ثم يسجد للسهو7:87(تحفة المحتاج)
c) Hukum makmum baik muwafiq maupun masbuq yang sudah tahu bahwa imam menambah satu rokaat tapi malah mengikuti?
Pada dasarnya makmum harus mengikuti gerakan imam, tetapi apabila menemukan kesalah pada imam maka makmum wajib mengingatkannya. Makmum laki-laki dengan membaca subhanallah, sedangkan makmum perempuan dengan tepuk tangan. Seandainya imam tidak mendengar maka makmum tidak boleh mengikuti, tetapi dalam hal ini (menambah satu rokaat) ada dua pilihan yang pertama ia boleh intidhor (menunggu), yang kedua mufaroqoh (memisahkan diri). Apabila tidak demikian maka wajib i’adah.
ولو قام إمامه لزيادة كخامسة سهوا لم يجز متابعته ولو مسبوقا أو شاكا في فعل ركعة ولا نظر لاحتمال أنه ترك ركنا من ركعة لأن الفرض أنه علم الحال أو ظنه بل يفارقه ويسلم أو ينتظره على المعتمد .7:116
d) Hukum makmum yang yang intidhor (menunggu)tapi ikut sudud sahwi?
Seharusnya makmum yang intidhor tidak sujud sahwi. Seandainya sujud sahwi maka ia i’adah. Karena ia telah menambah gerakan shalat
وقولهم في ذلك إن المأموم إذا انتظره لا يسجد ؛ لأن المأموم لا يسجد لسهوه فتأمله7:105
Khisiat AYaT KurSi
Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hal nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kemarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kemarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-gerik disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kemarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."
(SELESAI)
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hal nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kemarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kemarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-gerik disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kemarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."
(SELESAI)
BerKah Doa KeYAi
Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”
Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.
“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini……
Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.
“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini……
CAra MemeliHarA IlMu
Barang siapa yang ingin Menjaga ilmu yang ada pada dirinya ia harus melaksanakan lima kebiasan, :
1. Shalat malam walaupun hanya dua rakaat
2. Menjaga kesucian (selalu dalam keadaan berwudhu)
3. Takut pada Allah baik dalam kondisi sepi ataupun ramai
4. Makan hanya untuk melaksanakan perintah allah dan menjauhi larangannya , bukan untuk menuruti nafsu sahwat
5. Bersiwak.
1. Shalat malam walaupun hanya dua rakaat
2. Menjaga kesucian (selalu dalam keadaan berwudhu)
3. Takut pada Allah baik dalam kondisi sepi ataupun ramai
4. Makan hanya untuk melaksanakan perintah allah dan menjauhi larangannya , bukan untuk menuruti nafsu sahwat
5. Bersiwak.
AnTaRa EngKau Dan AkU
Bibit yang engaku tanam dulu
Didalam kebunku
Yang selalu engakau sirami
Kini sudah mulai berubah
Apakah aku salah
Ketika aku ingin
Engakau adalah orangnya
Yang menikmati buah itu
Maka,
Kalau ada yang salah
dalam aku memutuskan dan melangkah
Selama perjalan ini
Semoga engkau bisa mnerimanya
Aku bahagia
Walau sekedar tahu
Bahwa engakau telah mengerti
Kalu bibit yang kau tanam dulu
Kini telah berbuah
Semoga buah itu
Adalah yang engakau kehendaki
Didalam kebunku
Yang selalu engakau sirami
Kini sudah mulai berubah
Apakah aku salah
Ketika aku ingin
Engakau adalah orangnya
Yang menikmati buah itu
Maka,
Kalau ada yang salah
dalam aku memutuskan dan melangkah
Selama perjalan ini
Semoga engkau bisa mnerimanya
Aku bahagia
Walau sekedar tahu
Bahwa engakau telah mengerti
Kalu bibit yang kau tanam dulu
Kini telah berbuah
Semoga buah itu
Adalah yang engakau kehendaki
Humor Gus Mus
Anjingnya Sudah Pindah Ke Baghdad
24 Mei 2009 09:47:21
Kisah ini diceritakan oleh Gus Dur sendiri kepada saya (Yahya Cholil Staquf -red). Karena menyangkut paman saya, Gus Mus, maka kemudian saya konfirmasi kepada beliau. Tapi beliau mengaku tidak ingat.
Waktu itu, tahun '60-an, jerohan sapi tak ada harganya di Kairo, Mesir, karena dianggap hanya anjing yang layak memakannya. Tapi bagi santri-santri Jawa, jelas itu makanan bergizi. Diantara penggemar berat jerohan sapi sekaligus ahli memasaknya adalah Gus Dur. Pembagian tugas pun diatur. Karena lebih ahli tentang seluk-beluk pasar, Gus Mus bertugas belanja (Gus Dur lebih hapal gedung bioskop daripada pasar), sedang Gus Dur menjadi kokinya.
Jerohan sapi berhasil diperoleh dengan harga amat murah dari seorang jagal. Malahan, karena rutin berbelanja jerohan sehingga berteman akrab dengan si jagal, lama-lama digratiskan. Hanya saja, si jagal terheran-heran dengan konsumsi jerohan yang begitu banyak dan ajeg.
"Memangnya kamu pelihara anjing berapa?" tanyanya. Gus Mus garuk-garuk kepala.
"Yaa...ada lah..."
Singkat cerita, setelah empat tahun di Kairo, Gus Dur pindah ke Baghdad. Tak ada lagi koki, Gus Mus pun berhenti belanja jerohan. Cukup lama Gus Mus tak bertemu si jagal langganannya, sampai suatu hari kepergok tak sengaja.
"Hai, apa kabar?" si jagal menyapa.
"Baik. Bagaimana denganmu?"
"Alhamdulillah.... Kamu kok nggak pernah ngambil jerohan lagi?" si jagal bertanya, " Memangnya sudah nggak pelihara anjing lagi?"
Gus Mus meringis,
"Sudah pindah ke Baghdad..."
sumber: group Terong Gosong di facebook
24 Mei 2009 09:47:21
Kisah ini diceritakan oleh Gus Dur sendiri kepada saya (Yahya Cholil Staquf -red). Karena menyangkut paman saya, Gus Mus, maka kemudian saya konfirmasi kepada beliau. Tapi beliau mengaku tidak ingat.
Waktu itu, tahun '60-an, jerohan sapi tak ada harganya di Kairo, Mesir, karena dianggap hanya anjing yang layak memakannya. Tapi bagi santri-santri Jawa, jelas itu makanan bergizi. Diantara penggemar berat jerohan sapi sekaligus ahli memasaknya adalah Gus Dur. Pembagian tugas pun diatur. Karena lebih ahli tentang seluk-beluk pasar, Gus Mus bertugas belanja (Gus Dur lebih hapal gedung bioskop daripada pasar), sedang Gus Dur menjadi kokinya.
Jerohan sapi berhasil diperoleh dengan harga amat murah dari seorang jagal. Malahan, karena rutin berbelanja jerohan sehingga berteman akrab dengan si jagal, lama-lama digratiskan. Hanya saja, si jagal terheran-heran dengan konsumsi jerohan yang begitu banyak dan ajeg.
"Memangnya kamu pelihara anjing berapa?" tanyanya. Gus Mus garuk-garuk kepala.
"Yaa...ada lah..."
Singkat cerita, setelah empat tahun di Kairo, Gus Dur pindah ke Baghdad. Tak ada lagi koki, Gus Mus pun berhenti belanja jerohan. Cukup lama Gus Mus tak bertemu si jagal langganannya, sampai suatu hari kepergok tak sengaja.
"Hai, apa kabar?" si jagal menyapa.
"Baik. Bagaimana denganmu?"
"Alhamdulillah.... Kamu kok nggak pernah ngambil jerohan lagi?" si jagal bertanya, " Memangnya sudah nggak pelihara anjing lagi?"
Gus Mus meringis,
"Sudah pindah ke Baghdad..."
sumber: group Terong Gosong di facebook
Keutamaan Sabar
Keutamaan sabar
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.az-Zumar: 10)
Sabar merupakan sifat terpuji dalam ajaran Islam. Barang siapa yang mampu bersabar maka ia akan memperoleh pahala yag tak terbatas banyaknya.
Pengertian sabar, pada prinsipnya adalah tahan uji dalam menjalani tugas hidup dengan segala problematikanya. Sebagai umat islam, tugas utama dalam menjalani hidup ini adalah mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Kita semua mengetahui bahwa diciptakannya diri kita adalah untuk menyembah kepada Allah. Namun kita juga sadar, bahwa dalam mengabdikan diri kepada Allah ternyata tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan. Apabila kita berhasil menghadapi semua itu, berarti kita telah berhasil pula meraih predikat shobir, yakni orang yang sabar. Rasul Saw menjelaskan pengertian sabar ini dalam sabdanya:
Sabar meliputi tiga hal, yaitu sabar menghadapi musibah, sabar dalam menaati perintah Allah dan sabar dalam menghindari maksiat. Maka barang siapa yang bersabar dalam menghadapi musibah sehinnga ia mampu mengatasinya dengan kebaikan, niscaya Allah akan mencatat baginya tigaratus derajat keluhuran, sedangkan jarak antara derajat yang satu dengan lainnya laksana jarak antara langit dan bumi. Barang siapa yang bersabar dalam mentaati printah Allah, niscaya Allah akan mencatat baginya enamratus derajat keluhuran yang jarak antara derajatyang satu dengan yang laiinya sejauh jarak antara bintang yang paling tinggi dengan bintang yang paling rendah. Dan barang siapa yang bersabar dalam menghindari maksiat, niscaya Allah akan mencatat baginya sembilanratus derajat keluhuran yang jarak antara derajat satu dengan lainnya adalah dua kali jarak antara dengan puncak Arsy.
Berdasarkan hadits tersebut, berarti sabar meliputi 3 hal yaitu:
1. Sabar dalam menghadapi musibah
Musibah yang menimpa seseorang, bisa muncul dalam bentuk bencana alam, penyakit, kemiskinan, kesengsaraan dan lain-lain. Setiap musibah yang menimpa seseorang, selalu menjadikan rasa takut dan menimbulkan kekwatiran yang mendalam. Inilah cobaan yang diberikan oleh Allah Swt unuk menguji tingkat keimanan seseorang. Barang siapa yang tetap bersabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dirinya, niscaya ia akan memperoleh derajat yang begitu tinggi dihadapan Allah Swt.
Setiap hamba Allah akan diberikan cobaan yang berbeda baik bentuk maupun jenisnya. Tapi, pada prinsipnya setiap cobaan pasti menyakitkan. Para pejabat mungkin akan dicoba dengan jabatannya, sebagian dari mereka hidupnya selalu dibayang-bayangi oleh rasa takut yang mendalam, jangan-jangan jabatannya akan digeser atau dipindah kejabatan yang kurang menguntungkan. Dengan begitu, bagi mereka yang tidak bersabar, akan berbuat aniaya dengan cara apapun. Mereka akan mendepak kanan kiri, mengancam bawahan, menjilat atasan dengan berbagai cara yang tidak terpuji dan seterusnya. Semua yang dilakukan hanya semata-mata demi jabatan dan melupakan sang pemberi jabatan itu sendiri, Allah yang Maha Kuasa. Pada fakir miskin dicoba dengan kelaparan, para konglomerat dicoba dengan hartanya, para pejuang dicoba dengan jiwa dan raganya, para petani dicoba dengan hasil pertaniaannya. Fakir miskin yang bersabar niscaya kelaparannya tidak akan menggoyah keimanan. Para konglomerat yang bersabar tidak akan goyah imannya seandainya suatu ketika hartanya habis dilalap api atau ludes diterjang banjir. Para pejuang yang bersabar , niscaya tidak akan luntur imannya saat jiwanya terkoyak oleh makian musuh atau raganya tergores pedang lawan. Demikian pula para petani yang bersabar, mereka tentu tidak akan melemah imannya sewaktu lahan pertaniannya dilanda banjir atau tanamannya diserang hama. Orang-orang bersabar dalam menghadapi musibah, akan selalu berkeyakinan bahwa dirinya beserta apa yang dimilikinya adalah semata-mata milik Allah dan akan kembali kepadanya. Maka orang-orang demikianlah yang akan mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat yang hakiki dari tuhan. Meraka inilah orang-oang yang mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini secara gamblang telah dijelaskan oleh Allahsendiri dalam firmannya.:
Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
2. Sabar dalam mentaati perintah Allah
Mentaati perintah Allah adalah kewajiban setiap hamba, namun tidak sedikit orang yang gagal ditengah perjalanan. Maksud hati ingin melaksakan semua perintah Allah dengan sebaik-baiknya, namun praktiknya nol besar. Mengapa demikian? Tidak lain dan tidak bukan, karena mereka tidak sabar dalam mentaati perintah Allah itu. Mentaati perintah Allah bukan berarti perbuatan yang tanpa rintangan. Justru sebaliknya, ia dipenuhi dengan berbagai problematika hidup yang apabiala tidak sabar menhgadapinya niscaya seseorang akan selalu gagal mewujudkan ketaatannya itu. Perhatikan firman Allah yang berbunyi:
Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (al-Kahfi:7)
Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dimuka bui ini semuanya merupakan perhiasan.dan hiasan inilah yang menjadi batu ujian kita, orang-orang beriman. Siapa diantara kita yang bisa mengendalika diri dari gemerlapannya hiasan dunia, niscaya mampu pula menaklukan nafsu, kemudian kita arahkan ke hal-hal yang terpuji.
Hiasan dunia yang selalu menarik hati, hendaknya kita sadari betul bahwa itu semua merupakan batu ujian yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Harta kekayaan yang melimpah, jabatan dan kekuasaan, wanita cantik atau pria tampan, anak-anak yang mungil, hiburan dan seterusnya, merupakan hiasan dunia yang seringkali menghambat dan menghalangi ketaatan kita dalam melaksanakan perintah-perintah Allah. Kita boleh saja terpesona oleh hiasan-hiasan dunia itu, tetapi harus kita sadari sepenuhnya bahwa hiasan itu adalah nikmat Allah yang harus kita syukuri. Kita manfaatkan sesuai dengan kemanfaatannya masing-masing dan tak lupa kita jadikan pendorong semangat dalam mengabdikan diri kepa sang pencipta hiasan itu sendiri.
Harta yang kita miliki handaknya kita jadikan pelengkap dan penyempuirna peribadatan kita. Jabatan dan kekuasan yang kita duduki, hendaknya kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mengukir prestasi duniawi dan sekaligus prestasi ibadah yang setinggi-tingginya. Demikian juga hisan dunia yang lain, smua hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin demi mempertinggi prestasi ibadah kita. Dengan demikian, maka kita akan berhasil dalam menghadapi ujian berupa hiasan duniawi itu, dan pantas mendapatkan gelar sebagai hamba yang sabar dalam mentaati perintah Allah.
3. Sabar dalam menghindari maksiat
Hidup di zaman modern seperti ini, berbagai kemaksiatan selalu terpampang di depan mata kita. Di rumah kita sendiri ada kemaksiatan, diluar rumah, di jalan ditempat-tempat hiburan, di kantor-kantor, dipasar-pasar, bahkan dimasjid dan musholapun lahan kemaksiatan.
Di rumah-rumah masakini hampir semuanya terpampang televisi, radio dan lain-lain. Yang setiap acara selalu menarik. Apabila kita tidak waspadai niscaya kita sendiri lupa diri, waktunya hampir habis untuk mendengarkan atau menonton acara-acara tersebut. Bahkan meluangkan waktusedikit untuk beribadah pada sang kholik terasa amat berat dan sulit. Padahal setiap tontonan yang disajikan biasanya selalu membawa misi-misi tertentu sesuai dengan ide pembuat film tersebut. Tayangan televisi yang bebau porno, pergelaran aurat yang melebihi batas, slogan-sloglan yang membius nafsu birahi dan seterusnya, biasanya membuat kita terpesona dan melupakan waktu-waktu sholat, atau setidaknya membuat diri kita menunda-nunda sholat. Ini baru kemaksiatan dirumah sendiri yang timbul oleh tayangan televisi dan sajian acara radio. Belum sumber-sumber kemaksiatan lainnya.
Lahan kemaksiatan luar rumah pun tidak kalah menggiurkan. Mulai dijalan sampai ke pusat-pusat kegiatan manusia, selalu bertebaran lahan-lahan kemaksiatan. Di jalan mata kita begitu biasa dihadapkan pemandangan aurat wanita yang sengaja dibuka. Dikantor, selain pandangan mata selain jenis secara bebas, terbukanya kesempatan untuk memadu asmara secara liar, dan lahan-lahan kemaksiatan lainnya, juga banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk korupsi, mengadakan kolusi dan seterusnya.dipasar-pasar kemaksiatan mulai terbuka lebar, apalagi dipusat-pusat hiburan seperti diskotik, gedung bioskop dan lain sebagainya kemaksiatran semakin marak dan tidak sedikit yang lepas kendali. Bahkan dimasjid dan mushola pun tidak sedikit pandanga aurat terbuka, kesempatan untuk bermesraan setelah pengajian atau selesai sholat jamaah. Belum lagi terbukanya kesempatan untuk berdebat dengan cara mungkar, materi pengajian yang menyesatkan umat, perebutan kekuasaan atas masjid atau mushalla itu sendiri, perlombaan gaya busana dan seterusnya. Semua itu merupakan batu ujian bagi kita. Siapakah yang tetap tegar memelihara kemurnian amalnya dan siapa yang tak memiliki kendali kuat hingga terjerumus dalam kemaksiatan. Kita diingatkan Oleh Allah dlam firmannya:
öNä3¯Ruqè=ö7uZs9ur 4Ó®Lym zOn=÷ètR tûïÏÎg»yfßJø9$# óOä3ZÏB tûïÎÉ9»¢Á9$#ur (#uqè=ö7tRur ö/ä.u$t6÷zr& ÇÌÊÈ
Artinya: dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Kita sebenarnya selalu dihadapkan pada ujian yang berat. Memang pada dasarnya hidup ini adalah medan ujian. Siapa yang berhasil menghadapi batu ujian itu maka dialah yang lulus dan akan memperoleh kenikmatan yang luar biasa kelak di sisi Allah. Dan siapa yang tidak bersabar dalam menghadapi miusibah , gagal dalam mentaati perintah Allah dan lemah dalam menghindari kemaksiatan, maka merekalah orang-orang yang gagal dalam menjalani hidup ini dan kelak akan menghadapi kesengsaraan yang tiada tara dan tak berkesudahan.
Marilah kita berusaha semaksiamal mungkin mungkin dalam bersabar menjalankan perintah-perintah agama, menghadapi musibah yang menimpa diri kita dan dalam menghindari laraan-larangnya. Semoga Allah Swt selalu berkenan membimbing perjalanan hidup kita menuju ridha Allah, dan berkenan pula memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang sabar. Amin. 2009
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.az-Zumar: 10)
Sabar merupakan sifat terpuji dalam ajaran Islam. Barang siapa yang mampu bersabar maka ia akan memperoleh pahala yag tak terbatas banyaknya.
Pengertian sabar, pada prinsipnya adalah tahan uji dalam menjalani tugas hidup dengan segala problematikanya. Sebagai umat islam, tugas utama dalam menjalani hidup ini adalah mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Kita semua mengetahui bahwa diciptakannya diri kita adalah untuk menyembah kepada Allah. Namun kita juga sadar, bahwa dalam mengabdikan diri kepada Allah ternyata tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan. Apabila kita berhasil menghadapi semua itu, berarti kita telah berhasil pula meraih predikat shobir, yakni orang yang sabar. Rasul Saw menjelaskan pengertian sabar ini dalam sabdanya:
Sabar meliputi tiga hal, yaitu sabar menghadapi musibah, sabar dalam menaati perintah Allah dan sabar dalam menghindari maksiat. Maka barang siapa yang bersabar dalam menghadapi musibah sehinnga ia mampu mengatasinya dengan kebaikan, niscaya Allah akan mencatat baginya tigaratus derajat keluhuran, sedangkan jarak antara derajat yang satu dengan lainnya laksana jarak antara langit dan bumi. Barang siapa yang bersabar dalam mentaati printah Allah, niscaya Allah akan mencatat baginya enamratus derajat keluhuran yang jarak antara derajatyang satu dengan yang laiinya sejauh jarak antara bintang yang paling tinggi dengan bintang yang paling rendah. Dan barang siapa yang bersabar dalam menghindari maksiat, niscaya Allah akan mencatat baginya sembilanratus derajat keluhuran yang jarak antara derajat satu dengan lainnya adalah dua kali jarak antara dengan puncak Arsy.
Berdasarkan hadits tersebut, berarti sabar meliputi 3 hal yaitu:
1. Sabar dalam menghadapi musibah
Musibah yang menimpa seseorang, bisa muncul dalam bentuk bencana alam, penyakit, kemiskinan, kesengsaraan dan lain-lain. Setiap musibah yang menimpa seseorang, selalu menjadikan rasa takut dan menimbulkan kekwatiran yang mendalam. Inilah cobaan yang diberikan oleh Allah Swt unuk menguji tingkat keimanan seseorang. Barang siapa yang tetap bersabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dirinya, niscaya ia akan memperoleh derajat yang begitu tinggi dihadapan Allah Swt.
Setiap hamba Allah akan diberikan cobaan yang berbeda baik bentuk maupun jenisnya. Tapi, pada prinsipnya setiap cobaan pasti menyakitkan. Para pejabat mungkin akan dicoba dengan jabatannya, sebagian dari mereka hidupnya selalu dibayang-bayangi oleh rasa takut yang mendalam, jangan-jangan jabatannya akan digeser atau dipindah kejabatan yang kurang menguntungkan. Dengan begitu, bagi mereka yang tidak bersabar, akan berbuat aniaya dengan cara apapun. Mereka akan mendepak kanan kiri, mengancam bawahan, menjilat atasan dengan berbagai cara yang tidak terpuji dan seterusnya. Semua yang dilakukan hanya semata-mata demi jabatan dan melupakan sang pemberi jabatan itu sendiri, Allah yang Maha Kuasa. Pada fakir miskin dicoba dengan kelaparan, para konglomerat dicoba dengan hartanya, para pejuang dicoba dengan jiwa dan raganya, para petani dicoba dengan hasil pertaniaannya. Fakir miskin yang bersabar niscaya kelaparannya tidak akan menggoyah keimanan. Para konglomerat yang bersabar tidak akan goyah imannya seandainya suatu ketika hartanya habis dilalap api atau ludes diterjang banjir. Para pejuang yang bersabar , niscaya tidak akan luntur imannya saat jiwanya terkoyak oleh makian musuh atau raganya tergores pedang lawan. Demikian pula para petani yang bersabar, mereka tentu tidak akan melemah imannya sewaktu lahan pertaniannya dilanda banjir atau tanamannya diserang hama. Orang-orang bersabar dalam menghadapi musibah, akan selalu berkeyakinan bahwa dirinya beserta apa yang dimilikinya adalah semata-mata milik Allah dan akan kembali kepadanya. Maka orang-orang demikianlah yang akan mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat yang hakiki dari tuhan. Meraka inilah orang-oang yang mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini secara gamblang telah dijelaskan oleh Allahsendiri dalam firmannya.:
Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
2. Sabar dalam mentaati perintah Allah
Mentaati perintah Allah adalah kewajiban setiap hamba, namun tidak sedikit orang yang gagal ditengah perjalanan. Maksud hati ingin melaksakan semua perintah Allah dengan sebaik-baiknya, namun praktiknya nol besar. Mengapa demikian? Tidak lain dan tidak bukan, karena mereka tidak sabar dalam mentaati perintah Allah itu. Mentaati perintah Allah bukan berarti perbuatan yang tanpa rintangan. Justru sebaliknya, ia dipenuhi dengan berbagai problematika hidup yang apabiala tidak sabar menhgadapinya niscaya seseorang akan selalu gagal mewujudkan ketaatannya itu. Perhatikan firman Allah yang berbunyi:
Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (al-Kahfi:7)
Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dimuka bui ini semuanya merupakan perhiasan.dan hiasan inilah yang menjadi batu ujian kita, orang-orang beriman. Siapa diantara kita yang bisa mengendalika diri dari gemerlapannya hiasan dunia, niscaya mampu pula menaklukan nafsu, kemudian kita arahkan ke hal-hal yang terpuji.
Hiasan dunia yang selalu menarik hati, hendaknya kita sadari betul bahwa itu semua merupakan batu ujian yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Harta kekayaan yang melimpah, jabatan dan kekuasaan, wanita cantik atau pria tampan, anak-anak yang mungil, hiburan dan seterusnya, merupakan hiasan dunia yang seringkali menghambat dan menghalangi ketaatan kita dalam melaksanakan perintah-perintah Allah. Kita boleh saja terpesona oleh hiasan-hiasan dunia itu, tetapi harus kita sadari sepenuhnya bahwa hiasan itu adalah nikmat Allah yang harus kita syukuri. Kita manfaatkan sesuai dengan kemanfaatannya masing-masing dan tak lupa kita jadikan pendorong semangat dalam mengabdikan diri kepa sang pencipta hiasan itu sendiri.
Harta yang kita miliki handaknya kita jadikan pelengkap dan penyempuirna peribadatan kita. Jabatan dan kekuasan yang kita duduki, hendaknya kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mengukir prestasi duniawi dan sekaligus prestasi ibadah yang setinggi-tingginya. Demikian juga hisan dunia yang lain, smua hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin demi mempertinggi prestasi ibadah kita. Dengan demikian, maka kita akan berhasil dalam menghadapi ujian berupa hiasan duniawi itu, dan pantas mendapatkan gelar sebagai hamba yang sabar dalam mentaati perintah Allah.
3. Sabar dalam menghindari maksiat
Hidup di zaman modern seperti ini, berbagai kemaksiatan selalu terpampang di depan mata kita. Di rumah kita sendiri ada kemaksiatan, diluar rumah, di jalan ditempat-tempat hiburan, di kantor-kantor, dipasar-pasar, bahkan dimasjid dan musholapun lahan kemaksiatan.
Di rumah-rumah masakini hampir semuanya terpampang televisi, radio dan lain-lain. Yang setiap acara selalu menarik. Apabila kita tidak waspadai niscaya kita sendiri lupa diri, waktunya hampir habis untuk mendengarkan atau menonton acara-acara tersebut. Bahkan meluangkan waktusedikit untuk beribadah pada sang kholik terasa amat berat dan sulit. Padahal setiap tontonan yang disajikan biasanya selalu membawa misi-misi tertentu sesuai dengan ide pembuat film tersebut. Tayangan televisi yang bebau porno, pergelaran aurat yang melebihi batas, slogan-sloglan yang membius nafsu birahi dan seterusnya, biasanya membuat kita terpesona dan melupakan waktu-waktu sholat, atau setidaknya membuat diri kita menunda-nunda sholat. Ini baru kemaksiatan dirumah sendiri yang timbul oleh tayangan televisi dan sajian acara radio. Belum sumber-sumber kemaksiatan lainnya.
Lahan kemaksiatan luar rumah pun tidak kalah menggiurkan. Mulai dijalan sampai ke pusat-pusat kegiatan manusia, selalu bertebaran lahan-lahan kemaksiatan. Di jalan mata kita begitu biasa dihadapkan pemandangan aurat wanita yang sengaja dibuka. Dikantor, selain pandangan mata selain jenis secara bebas, terbukanya kesempatan untuk memadu asmara secara liar, dan lahan-lahan kemaksiatan lainnya, juga banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk korupsi, mengadakan kolusi dan seterusnya.dipasar-pasar kemaksiatan mulai terbuka lebar, apalagi dipusat-pusat hiburan seperti diskotik, gedung bioskop dan lain sebagainya kemaksiatran semakin marak dan tidak sedikit yang lepas kendali. Bahkan dimasjid dan mushola pun tidak sedikit pandanga aurat terbuka, kesempatan untuk bermesraan setelah pengajian atau selesai sholat jamaah. Belum lagi terbukanya kesempatan untuk berdebat dengan cara mungkar, materi pengajian yang menyesatkan umat, perebutan kekuasaan atas masjid atau mushalla itu sendiri, perlombaan gaya busana dan seterusnya. Semua itu merupakan batu ujian bagi kita. Siapakah yang tetap tegar memelihara kemurnian amalnya dan siapa yang tak memiliki kendali kuat hingga terjerumus dalam kemaksiatan. Kita diingatkan Oleh Allah dlam firmannya:
öNä3¯Ruqè=ö7uZs9ur 4Ó®Lym zOn=÷ètR tûïÏÎg»yfßJø9$# óOä3ZÏB tûïÎÉ9»¢Á9$#ur (#uqè=ö7tRur ö/ä.u$t6÷zr& ÇÌÊÈ
Artinya: dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Kita sebenarnya selalu dihadapkan pada ujian yang berat. Memang pada dasarnya hidup ini adalah medan ujian. Siapa yang berhasil menghadapi batu ujian itu maka dialah yang lulus dan akan memperoleh kenikmatan yang luar biasa kelak di sisi Allah. Dan siapa yang tidak bersabar dalam menghadapi miusibah , gagal dalam mentaati perintah Allah dan lemah dalam menghindari kemaksiatan, maka merekalah orang-orang yang gagal dalam menjalani hidup ini dan kelak akan menghadapi kesengsaraan yang tiada tara dan tak berkesudahan.
Marilah kita berusaha semaksiamal mungkin mungkin dalam bersabar menjalankan perintah-perintah agama, menghadapi musibah yang menimpa diri kita dan dalam menghindari laraan-larangnya. Semoga Allah Swt selalu berkenan membimbing perjalanan hidup kita menuju ridha Allah, dan berkenan pula memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang sabar. Amin. 2009
7 cara Atasi Rasa Malu
A7 Cara Atasi Rasa Malu
Orang-orang dengan sifat pemalu secara naluri menyimpan kesadaran kalau diri mereka terlewatkan dari orang lain. Sifat pemalu biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan, kurang mendapat kesenangan dan terkucil dari hubungan sosial. Sifat pemalu dapat membawa banyak kerugian. Tapi bagi Anda yang memiliki sifat ini, tak perlu berkecil hati, karena pada dasarnya ada banyak cara untuk mengusir jauh-jauh sifat yang merugikan ini. Sebenarnya, formula dari rasa malu terdiri dari 'terlalu berpusat pada diri sendiri' dicampur dengan rasa gugup. Dan ada paduan yang lebih tak menyangkan, saat rasa malu itu mempengaruhi fisik Anda dengan cara 'membajak' ketenangan logis.
Rasa malu adalah sebuah kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial. Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam pergaulan sosial. Dibutuhkan usaha untuk mengarahkan diri Anda jauh dari terlalu berpusat pada diri sendiri, serta memberi diri Anda ruang untuk mempraktekan kemampuan bercakap-cakap. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk memulai mengurangi rasa malu, bagi Anda yang pemalu, ada beberapa hal di bawah ini yang mungkin dapat Anda praktekan.
1. Pikirkan tentang cara Anda merasa dan bertindak di sekitar orang-orang yang telah Anda kenal, dimana Anda bisa merasa nyaman dan bersikap spontan. Alihkan perasaan itu saat Anda bertemu kenalan baru, begitu pula dalam situasi yang membuat rasa percaya diri Anda memudar.
2. Hindari terlalu memperhatikan diri Anda sendiri. Tentu saja, Anda boleh sedikit memikirkan tentang bagaimana Anda akan melewatkan perbicangan dengan orang banyak, tapi jika seluruh fokus Anda tercurah pada kata-kata sendiri dan perasaan Anda, selanjutnya Anda akan mulai merasa gugup sendiri. Ingat-ingat apa yang dikenakan oleh orang lain dan buat catatan tersendiri, dengarkan apa yang mereka perbincangkan, bayangkan dimana mereka tinggal, buat sebuah garis besar atau ingat-ingat nama mereka. Hal ini bukan hanya memberi Anda bahan perbincangan, tapi juga mencairkan ketegangan dalam bersosialisasi dan membuat perasaan Anda lebih tenang.
3. Buat pertanyaan terbuka pada semua orang. Banyak orang yang lebih senang bicara tentang diri mereka sendiri, dan temukan sebuah topik yang membuat orang lain tertarik. Apa yang membuat mereka tertarik akan membuat perbicangan berjalan menyenangkan bagi semua orang. Selalu ajukan pertanyaan yang memungkinkan jawaban lebih dari ya/tidak.
4. Berhentilah percaya pada imajinasi Anda. Mungkin Anda pernah membuat gambaran tentang sebuah liburan yang menyenangkan dan pada kenyataanya jauh berbeda dari yang Anda bayangkan. Itu menunjukan beatapa tak dapat dipercayanya bayangan kita sendiri. Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda.
5. Berhentilah memikirkan 'segalanya atau bukan apa-apa.' Pemikiran 'pasti begini/pasti begitu' tertuang saat Anda mengalami emosi. Orang-orang yang sedang depresi, marah dan gelisah melihat kenyataan dari hal-hal ini dengan perbedaan yang ektrim. Bagi orang yang sedang marah 'Anda salah' dan 'mereka benar,' orang yang marah akan melihat dirinya 'gagal', sedang yang lain 'berhasil.' Jadi berhentilah berpikir kalau Anda mungkin telah mengatakan hal yang salah, atau orang lain akan membenci Anda. Saat Anda merasa rileks dalam pergaulan sosial, Anda juga akan mendapat lebih sedikit peringatan dari diri sendiri, karena dalam keadaan gugup, biasanya Anda akan mulai berpikir tentang segalanya atau bukan apa-apa.
6. Nikmati waktu Anda. Hindari mengatakan hal-hal tanpa berpikir terlebih dulu. Ajukan pertanyaan, dan jika mendapat pertanyaa. Anda dapat mempertimbangkan jawaban terlebih dahulu sebagai tanggapan Anda, jangan asal menjawab tanpa berpikir. Jawaban yang diluncurkan dengan perlahan merupakan cara bersikap santai.
7. Akhirnya, gunakan latihan hipnotis. Hipnotis merupakan cara tercepat untuk mengubah tanggapan instink/emosi Anda dalam setiap situasi. Hanya pikirkan bahwa pikiran dan tubuh Anda dalam keadaan rilek sewaktu bertemu orang baru. Sebenarnya, sewaktu Anda merasa santai seringkali Anda akan menemukan saat yang tepat untuk menerapkan hipnotis agar merasa lebih percaya dirisaat berhadapan dengan orang-orang baru, dan tentu saja pada titik ini rasa malu akan tersingkir dengan sendirinya.
Bagi Anda yang memiliki masalah dengan rasa malu saat bertemu dengan kenalan baru, dapat Anda mencoba tujuh tips yang kami sampaikan di atas. Dan semoga setelah itu Anda akan lebih percaya diri saat bertemu orang-orang baru dalam pergaulan sosial. (articlebiz/erl)
Orang-orang dengan sifat pemalu secara naluri menyimpan kesadaran kalau diri mereka terlewatkan dari orang lain. Sifat pemalu biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan, kurang mendapat kesenangan dan terkucil dari hubungan sosial. Sifat pemalu dapat membawa banyak kerugian. Tapi bagi Anda yang memiliki sifat ini, tak perlu berkecil hati, karena pada dasarnya ada banyak cara untuk mengusir jauh-jauh sifat yang merugikan ini. Sebenarnya, formula dari rasa malu terdiri dari 'terlalu berpusat pada diri sendiri' dicampur dengan rasa gugup. Dan ada paduan yang lebih tak menyangkan, saat rasa malu itu mempengaruhi fisik Anda dengan cara 'membajak' ketenangan logis.
Rasa malu adalah sebuah kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial. Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam pergaulan sosial. Dibutuhkan usaha untuk mengarahkan diri Anda jauh dari terlalu berpusat pada diri sendiri, serta memberi diri Anda ruang untuk mempraktekan kemampuan bercakap-cakap. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk memulai mengurangi rasa malu, bagi Anda yang pemalu, ada beberapa hal di bawah ini yang mungkin dapat Anda praktekan.
1. Pikirkan tentang cara Anda merasa dan bertindak di sekitar orang-orang yang telah Anda kenal, dimana Anda bisa merasa nyaman dan bersikap spontan. Alihkan perasaan itu saat Anda bertemu kenalan baru, begitu pula dalam situasi yang membuat rasa percaya diri Anda memudar.
2. Hindari terlalu memperhatikan diri Anda sendiri. Tentu saja, Anda boleh sedikit memikirkan tentang bagaimana Anda akan melewatkan perbicangan dengan orang banyak, tapi jika seluruh fokus Anda tercurah pada kata-kata sendiri dan perasaan Anda, selanjutnya Anda akan mulai merasa gugup sendiri. Ingat-ingat apa yang dikenakan oleh orang lain dan buat catatan tersendiri, dengarkan apa yang mereka perbincangkan, bayangkan dimana mereka tinggal, buat sebuah garis besar atau ingat-ingat nama mereka. Hal ini bukan hanya memberi Anda bahan perbincangan, tapi juga mencairkan ketegangan dalam bersosialisasi dan membuat perasaan Anda lebih tenang.
3. Buat pertanyaan terbuka pada semua orang. Banyak orang yang lebih senang bicara tentang diri mereka sendiri, dan temukan sebuah topik yang membuat orang lain tertarik. Apa yang membuat mereka tertarik akan membuat perbicangan berjalan menyenangkan bagi semua orang. Selalu ajukan pertanyaan yang memungkinkan jawaban lebih dari ya/tidak.
4. Berhentilah percaya pada imajinasi Anda. Mungkin Anda pernah membuat gambaran tentang sebuah liburan yang menyenangkan dan pada kenyataanya jauh berbeda dari yang Anda bayangkan. Itu menunjukan beatapa tak dapat dipercayanya bayangan kita sendiri. Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda.
5. Berhentilah memikirkan 'segalanya atau bukan apa-apa.' Pemikiran 'pasti begini/pasti begitu' tertuang saat Anda mengalami emosi. Orang-orang yang sedang depresi, marah dan gelisah melihat kenyataan dari hal-hal ini dengan perbedaan yang ektrim. Bagi orang yang sedang marah 'Anda salah' dan 'mereka benar,' orang yang marah akan melihat dirinya 'gagal', sedang yang lain 'berhasil.' Jadi berhentilah berpikir kalau Anda mungkin telah mengatakan hal yang salah, atau orang lain akan membenci Anda. Saat Anda merasa rileks dalam pergaulan sosial, Anda juga akan mendapat lebih sedikit peringatan dari diri sendiri, karena dalam keadaan gugup, biasanya Anda akan mulai berpikir tentang segalanya atau bukan apa-apa.
6. Nikmati waktu Anda. Hindari mengatakan hal-hal tanpa berpikir terlebih dulu. Ajukan pertanyaan, dan jika mendapat pertanyaa. Anda dapat mempertimbangkan jawaban terlebih dahulu sebagai tanggapan Anda, jangan asal menjawab tanpa berpikir. Jawaban yang diluncurkan dengan perlahan merupakan cara bersikap santai.
7. Akhirnya, gunakan latihan hipnotis. Hipnotis merupakan cara tercepat untuk mengubah tanggapan instink/emosi Anda dalam setiap situasi. Hanya pikirkan bahwa pikiran dan tubuh Anda dalam keadaan rilek sewaktu bertemu orang baru. Sebenarnya, sewaktu Anda merasa santai seringkali Anda akan menemukan saat yang tepat untuk menerapkan hipnotis agar merasa lebih percaya dirisaat berhadapan dengan orang-orang baru, dan tentu saja pada titik ini rasa malu akan tersingkir dengan sendirinya.
Bagi Anda yang memiliki masalah dengan rasa malu saat bertemu dengan kenalan baru, dapat Anda mencoba tujuh tips yang kami sampaikan di atas. Dan semoga setelah itu Anda akan lebih percaya diri saat bertemu orang-orang baru dalam pergaulan sosial. (articlebiz/erl)
Sifat Seorang Pemimpin
METODE KEPEMIMPINAN NABI SAW
1. ucapan sama dengan perbuatan
2. konsisten dalam segala hal
3. menghargai semua umatnya/ bawahannya
4. proporsionalitas dalam tindakan
5. bertindak berdasarkan ilmu
6. punish dan reward di jalankan
7. menjadi tauladan dalam amal
8. ikhlas dalam beramal
9. fokus dalam beramal hanya untuk ridho allah
10.transfer ilmu kepada bawahan
ini artikel untuk membangun karakter….
Kepemimpinan bukanlah sekedar masalah prestise pada jabatan yang dimiliki. Bukan hanya sekedar posisi atau seberapa besar gaji yang diperoleh, dan bukan pula sekedar memiliki pengetahuan intelektual yang tinggi. Kepemimpinan adalah sebuah tindakan nyata, dan lebih merupakan hasil dari proses panjang perubahan dan pengembangan (Developmental Process) karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, membentuk karakter yang kokoh, dan ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh pada lingkungannya, serta keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukanlah sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari diri seseorang. Setiap orang mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin, baik bagi dirinya, keluarganya, lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Kepemimpinan, menuntut suatu transformasi dari dalam (hati) dan perubahan karakter seseorang. Untuk menjadi pemimpin sejati yang mampu meraih kesuksesan diperlukan lebih dari sekedar memiliki kemampuan intelektual mengenai kepemimpinan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan intelektual dengan kepemilikan karakter pribadi yang yang baik yang dibangun dari pengembangan kualitas kemampuan emosional dan spiritual. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin agar diterima oleh rakyat atau kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin sejati selalu mencari alternatif baru, mengembangkan problem menjadi sebuah tantangan, menganalisis suatu kondisi (SWOT ; Strenght, Weakness, Opportunity, and Treath) dan menemukan solusi kreatif, menghargai pembaharuan dan berani mencoba hal baru yang sulit, serta seorang pemimpin juga harus berpikir Divergen, yaitu berpikir kedepan, mempunyai visi dan misi yang jelas, memiliki pandangan global, selalu mencari solusi-solusi dan kemungkinan-kemungkinan yang ada (Possible Answer). Karena pemimpin bisa dikatakan adalah seorang master of possibilities, dan salesman of purpose.
Memang, seorang pemimpin harus mempunyai kredibilitas dan kapabilitas, (honesty, knowledge, skills, frame of mind etc,) karena pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (Encouvager), motivator, inspirator, dan maximizer. “Namun yang terpenting adalah, seorang pemimpin harus mempunyai Kerendahan hati”, jelas Kresnayana. Karena seorang leader yang sering mengunggulkan diri, pada umumnya lebih sering jatuh. Seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui “keberadaannya” oleh mereka yang dipimpinnya, bahkan ketika misi atau tugas selesai, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang mengerjakannya sendiri. Konsep pemikiran seperti itu mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (Honor and Prise) dari mereka yang dipimpinnya. Jadi kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang lebih didasarkan pada kerendahan hati (Humble).
Seorang leader (pemimpin) juga harus mempunyai Job Dimension, diantaranya adalah ketekunan, inisiatif, mandiri, dan bersikap “cerdas” dilapangan. Seorang pemimpin sejati justru memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya. Dengan kata lain, membantu orang lain menyiapkan diri untuk masa depan mereka (Enabler). Sebagaimana pendapat John Maxwell, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung dari kemampuan untuk membangun orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut (Maxwell, Developing the Leaders Around You; 200). “Pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau mendengar. Mendengarkan setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Karena salah satu kesalahan seorang pemimpin adalah kurang mendengarkan bawahan (yang dipimpin) dan hanya meniru atasannya saja”, tambah Kresnayana. Pandanglah atasan anda sebagai seorang partner dalam mengembangkan diri. Diskusikan topik pengembangan dengannya dan jalinlah kesepahaman yang saling menguntungkan mengenai harapan dan peran, namun jangan pernah seorang pemimpin melupakan apa yang menjadi keinginan bawahannya. Leadership tidak bergantung pada kehebatan atasan, belaskasihan dan sekedar loyalitas, juga bukan karena adanya pengikut loyal saja.
Selanjutnya Kresnayana menjelaskan, seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter saja, tetapi juga harus memiliki serangkaian “metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin yang mempunyai karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif karena tidak memiliki metode yang baik. Ada beberapa hal penting dalam metode kepemimpinan yaitu :
- Mereka yang mempunyai kekuasaan formal harus bertindak sesuai dengan nilai-nilai partisipatif.
- Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi dan misi yang jelas (frame of mind). Visi, merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk meakukan perubahan. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Seperti halnya seorang wartawan harus bersikap skeptis agar medianya terus dapat hidup. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi. Finzel membuat istilah SMART, yaitu cara untuk menetapkan tujuan supaya dapat menghindari diri menjadi korban akibat kesalahan dalam kepemimpinan. Tujuan harus memenuhi kriteria Specifik (Spesifik), Measureable (Terukur), Attainable (Bisa dicapai), Relevant (Relevan), dan Trackable (Bisa dirunut).
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap dengan setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih dan pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (Performance Couch). Artinya dia mempunyai kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan “memampukan” anak buahnya dalam menyusun perencanaan maupun melakukan kegiatan dilapangan.
Dan yang terakhir, mengapa kita mengikuti pemimpin? Tentu karena ada rasa “percaya” dan adanya suatu keyakinan terhadap seorang pemimpin (orang yang memimpin). Oleh karena itu, janganlah sekali-kali seseorang berbuat sesuatu yang “tidak layak”, karena akan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadapnya. Suatu kepercayaan mahal harganya. Pemimpin yang sukses adalah orang-orang yang mempunyai integritas, mampu mengendalikan diri, mampu bekerjasama dengan orang lain, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang dengan baik, memiliki spiritualitas yang tinggi dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka maupun orang lain. Dan satu hal lagi, untuk mencapai hasil yang memuaskan, kita tidak harus terperangkap dalam keutamaan kita sendiri. Kerendahan hati adalah kunci untuk mengakhiri dengan baik dan menyerahkan obor kepemimpinan pada pengganti kita. Be the Best !!!
1. ucapan sama dengan perbuatan
2. konsisten dalam segala hal
3. menghargai semua umatnya/ bawahannya
4. proporsionalitas dalam tindakan
5. bertindak berdasarkan ilmu
6. punish dan reward di jalankan
7. menjadi tauladan dalam amal
8. ikhlas dalam beramal
9. fokus dalam beramal hanya untuk ridho allah
10.transfer ilmu kepada bawahan
ini artikel untuk membangun karakter….
Kepemimpinan bukanlah sekedar masalah prestise pada jabatan yang dimiliki. Bukan hanya sekedar posisi atau seberapa besar gaji yang diperoleh, dan bukan pula sekedar memiliki pengetahuan intelektual yang tinggi. Kepemimpinan adalah sebuah tindakan nyata, dan lebih merupakan hasil dari proses panjang perubahan dan pengembangan (Developmental Process) karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, membentuk karakter yang kokoh, dan ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh pada lingkungannya, serta keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukanlah sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari diri seseorang. Setiap orang mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin, baik bagi dirinya, keluarganya, lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Kepemimpinan, menuntut suatu transformasi dari dalam (hati) dan perubahan karakter seseorang. Untuk menjadi pemimpin sejati yang mampu meraih kesuksesan diperlukan lebih dari sekedar memiliki kemampuan intelektual mengenai kepemimpinan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan intelektual dengan kepemilikan karakter pribadi yang yang baik yang dibangun dari pengembangan kualitas kemampuan emosional dan spiritual. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin agar diterima oleh rakyat atau kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin sejati selalu mencari alternatif baru, mengembangkan problem menjadi sebuah tantangan, menganalisis suatu kondisi (SWOT ; Strenght, Weakness, Opportunity, and Treath) dan menemukan solusi kreatif, menghargai pembaharuan dan berani mencoba hal baru yang sulit, serta seorang pemimpin juga harus berpikir Divergen, yaitu berpikir kedepan, mempunyai visi dan misi yang jelas, memiliki pandangan global, selalu mencari solusi-solusi dan kemungkinan-kemungkinan yang ada (Possible Answer). Karena pemimpin bisa dikatakan adalah seorang master of possibilities, dan salesman of purpose.
Memang, seorang pemimpin harus mempunyai kredibilitas dan kapabilitas, (honesty, knowledge, skills, frame of mind etc,) karena pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (Encouvager), motivator, inspirator, dan maximizer. “Namun yang terpenting adalah, seorang pemimpin harus mempunyai Kerendahan hati”, jelas Kresnayana. Karena seorang leader yang sering mengunggulkan diri, pada umumnya lebih sering jatuh. Seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui “keberadaannya” oleh mereka yang dipimpinnya, bahkan ketika misi atau tugas selesai, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang mengerjakannya sendiri. Konsep pemikiran seperti itu mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (Honor and Prise) dari mereka yang dipimpinnya. Jadi kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang lebih didasarkan pada kerendahan hati (Humble).
Seorang leader (pemimpin) juga harus mempunyai Job Dimension, diantaranya adalah ketekunan, inisiatif, mandiri, dan bersikap “cerdas” dilapangan. Seorang pemimpin sejati justru memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya. Dengan kata lain, membantu orang lain menyiapkan diri untuk masa depan mereka (Enabler). Sebagaimana pendapat John Maxwell, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung dari kemampuan untuk membangun orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut (Maxwell, Developing the Leaders Around You; 200). “Pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau mendengar. Mendengarkan setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Karena salah satu kesalahan seorang pemimpin adalah kurang mendengarkan bawahan (yang dipimpin) dan hanya meniru atasannya saja”, tambah Kresnayana. Pandanglah atasan anda sebagai seorang partner dalam mengembangkan diri. Diskusikan topik pengembangan dengannya dan jalinlah kesepahaman yang saling menguntungkan mengenai harapan dan peran, namun jangan pernah seorang pemimpin melupakan apa yang menjadi keinginan bawahannya. Leadership tidak bergantung pada kehebatan atasan, belaskasihan dan sekedar loyalitas, juga bukan karena adanya pengikut loyal saja.
Selanjutnya Kresnayana menjelaskan, seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter saja, tetapi juga harus memiliki serangkaian “metode” kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin yang mempunyai karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru kurang efektif karena tidak memiliki metode yang baik. Ada beberapa hal penting dalam metode kepemimpinan yaitu :
- Mereka yang mempunyai kekuasaan formal harus bertindak sesuai dengan nilai-nilai partisipatif.
- Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi dan misi yang jelas (frame of mind). Visi, merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk meakukan perubahan. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Seperti halnya seorang wartawan harus bersikap skeptis agar medianya terus dapat hidup. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi. Finzel membuat istilah SMART, yaitu cara untuk menetapkan tujuan supaya dapat menghindari diri menjadi korban akibat kesalahan dalam kepemimpinan. Tujuan harus memenuhi kriteria Specifik (Spesifik), Measureable (Terukur), Attainable (Bisa dicapai), Relevant (Relevan), dan Trackable (Bisa dirunut).
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap dengan setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih dan pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (Performance Couch). Artinya dia mempunyai kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan “memampukan” anak buahnya dalam menyusun perencanaan maupun melakukan kegiatan dilapangan.
Dan yang terakhir, mengapa kita mengikuti pemimpin? Tentu karena ada rasa “percaya” dan adanya suatu keyakinan terhadap seorang pemimpin (orang yang memimpin). Oleh karena itu, janganlah sekali-kali seseorang berbuat sesuatu yang “tidak layak”, karena akan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadapnya. Suatu kepercayaan mahal harganya. Pemimpin yang sukses adalah orang-orang yang mempunyai integritas, mampu mengendalikan diri, mampu bekerjasama dengan orang lain, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang dengan baik, memiliki spiritualitas yang tinggi dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka maupun orang lain. Dan satu hal lagi, untuk mencapai hasil yang memuaskan, kita tidak harus terperangkap dalam keutamaan kita sendiri. Kerendahan hati adalah kunci untuk mengakhiri dengan baik dan menyerahkan obor kepemimpinan pada pengganti kita. Be the Best !!!
Langganan:
Postingan (Atom)